Adi Latif Mashudi, Lulusan Korea Selatan Pilih Jadi Petani Demi Majukan Desa, Sempat Dicibir Kini Sukses

Uncategorized70 Dilihat

WartaDesaku.id, Blora — Berbekal pendidikan tinggi dari Korea Selatan dan pengalaman kerja yang menjanjikan, Adi Latif Mashudi justru memilih jalan yang tak biasa. Bukannya menetap dan berkarier di luar negeri dengan gaji tinggi, pria asal Blora, Provinsi Jawa Tengah ini, memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya dan menjadi petani. Keputusan yang awalnya menuai cibiran ini, kini berbuah manis. Dengan bisnis agrowisata yang sukses dan turut memajukan desanya.

Menempuh Pendidikan dan Karier di Korea Selatan

Perjalanan Adi Latif Mashudi menuju kesuksesan, dimulai sejak ia lulus dari sebuah SMK di Blora pada tahun 2015. Berkat prestasi akademiknya, ia mendapatkan kesempatan mengikuti kursus dan program pengiriman tenaga kerja ke Korea Selatan secara gratis. Keberuntungan ini sangat berarti, mengingat banyak orang harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp30 juta untuk bisa bekerja di negeri ginseng itu.

Saat bekerja di Korea Selatan, Adi Latif Mashudi tidak hanya berfokus mencari nafkah. Ia juga memanfaatkan peluang untuk melanjutkan pendidikan dengan meraih gelar Sarjana Manajemen Bisnis, melalui beasiswa Universitas Terbuka yang bermitra dengan salah satu universitas di Korea Selatan. Sambil bekerja, ia menempuh pendidikan hingga lulus dan berhasil mengumpulkan tabungan yang cukup besar.

Panggilan Hati untuk Pulang dan Bertani

Meski memiliki karier yang menjanjikan, hati Adi Latif Mashudi terpanggil untuk pulang ke tanah kelahirannya. Keputusan ini semakin kuat setelah ia menunaikan ibadah haji. Saat berada di Tanah Suci, ia merenungkan masa depannya dan merasa yakin bahwa pengabdian terbaiknya adalah dengan membangun kampung halaman.

Berita Lainnya :  Bangun Personal Branding yang Kuat Lewat Public Speaking, MAXY Academy Gelar Seminar Public Speaking

Tanpa ragu, ia meninggalkan segala kenyamanan yang bisa didapat di Korea Selatan, dan mulai merintis bisnis agrowisata di desanya. Keputusan ini sempat mengundang cibiran dari lingkungan sekitar, namun Adi Latif Mashudi tetap teguh pada tujuannya.

Mengembangkan Agrowisata dengan Modal Sendiri

Adi Latif Mashudi memulai usaha agrowisatanya yang diberi nama Agro Wisata Girli Farm dengan modal pribadi sebesar Rp700 juta, tanpa pinjaman dari bank. Uang tersebut merupakan hasil tabungannya selama lima tahun bekerja di Korea Selatan. Fokus utama bisnisnya adalah pertanian hidroponik, khususnya budidaya melon.

Ia belajar teknik hidroponik secara otodidak dan berkonsultasi dengan dua temannya yang juga mantan pekerja migran di Korea. Saat ini, ia telah berhasil membudidayakan tiga jenis melon, yaitu New Kinanti, Sweet Lavender, dan Rangipo-RZ Lavender. Selain melon, Adi juga menanam berbagai jenis buah seperti alpukat, durian, stroberi, serta membudidayakan ikan lele dan nila.

Minim Dukungan, Harapkan Perhatian Pemerintah

Meskipun telah sukses mengembangkan agrowisatanya, Adi Latif Mashudi mengaku belum pernah menerima bimbingan atau bantuan dari Dinas Pertanian setempat. Meski demikian, ia tetap optimis dan berharap adanya dukungan pemerintah, terutama dalam perbaikan infrastruktur jalan agar akses menuju kebunnya lebih mudah.

Berita Lainnya :  Disruptive Doctors Conference 2025: Bermitra dengan Bisnis Kesehatan untuk Membentuk Masa Depan Kedokteran

“Semoga ke depannya ada perhatian dari dinas terkait, terutama dalam perbaikan jalan supaya wisatawan lebih mudah menjangkau kebun saya.” ujarnya.

Perjuangan yang Kini Berbuah Manis

Keputusan Adi Latif Mashudi untuk menjadi petani sukses kini membuahkan hasil. Agrowisata yang ia rintis mulai berkembang dan menarik perhatian masyarakat. Kisah inspiratifnya pun viral di media sosial dan menuai pujian dari warganet.

“Tahun 2023 lalu saya sama Mas Adi ini berangkat Haji dari Korea. Beliau memang pribadi yang ulet. Sembari bekerja di Korea, Beliau juga kuliah di Universitas Terbuka. Selamat ya Mas Adi.. Berkah dunia dan akhirat.” tulis salah satu warganet.

Warganet lain juga memberikan komentar positif, seperti :

“Waaa keren, yang sarjana pertanian pada ke mana ya?”

“Menimba ilmu dan cari duit lah secapek mungkin, kalau sudah cukup, hiduplah bahagia di tanah kelahiranmu. Seperti itu tujuan sebenarnya hidup.”

“Orang tuanya yang keren sih, didikannya luar biasa. Support-nya nggak nanggung.”

Kisah Adi Latif Mashudi menjadi bukti bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri, tetapi juga dari dampak positif yang bisa diberikan kepada lingkungan sekitar. Keberaniannya untuk kembali dan membangun desa adalah inspirasi bagi generasi muda agar tidak takut bermimpi besar dan berkontribusi bagi tanah kelahirannya. (afy)

Pasang Iklan Banner Atas di WartaDesaku.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *