Warta Desaku — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menargetkan 300.000 Sumber Daya Manusia (SDM) yang bersertifikasi.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) KADIN Sumsel, H. Affandi Udji, didampingi Kepala Disdik Sumsel, Riza Fahlevi, ketika dibincangi usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), hari Kamis tanggal 12 Januari 2023.
“KADIN mendorong tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing tinggi melalui program pengembangan dan pelatihan profesi, sehingga dalam tiga tahun ke depan dapat lahir tiga ratus ribu tenaga kerja terampil yang bersertifikasi di Sumsel.” ungkapnya.
Dia menuturkan bahwa selama ini KADIN mewakili dunia usaha, hanya menjadi objek untuk menerima lulusan, baik SMK maupun perguruan tinggi vokasi. Namun dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022, maka KADIN menjadi subjek yang secara bersama menciptakan SDM unggul dan berperan menyusun kompetensi kerja nasional Indonesia.
Dikatakan oleh Affandi Udji, Perpres Nomor 68 tahun 2022 itu tentang Revitalusasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi yang merupakan perluasan dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam peningkatan kualitas dan daya saing SDM di Indonesia yang tidak hanya berlaku untuk SMK, namun untuk satuan pendidikan vokasi dan unsur perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi serta lembaga pendidikan pelatihan vokasi.
“Revitalisasi bertujuan untuk menciptakan SDM yang kompeten, sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, industri, dan kerja.” terang mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumsel itu.
Dirinya menyebutkan bahwa KADIN Sumsel mendorong terciptanya lapangan kerja baru bagi sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang melalui MoU tersebut diharapkan tidak ada lagi polemik terkait upah minimum antara pengusaha dengan buruh atau tenaga kerja.
“MoU ini kiranya dapat ditindaklanjuti dengan kerja sama pengembangan SDM yang memenuhi kualitas dan kompetensi ahli pratama dan abdi muda, melalui proses pemagangan siswa SMK di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja, serta bersertifikasi.” tutur Affandi, sapaan akrabnya.
Selain itu, pihaknya berharap akan lahir pengusaha-pengusaha baru di sektor UMKM melalui pelatihan kewirausahaan yang telah menjadi kurikulum wajib dalam dunia pendidikan vokasi.
Di tempat yang sama, Kepala Disdik Sumsel, Riza Fahlevi, mengatakan, SDM yang ada di vokasi atau SMK, bukan hanya kuantitas tetapi kualitas, lantaran dengan adanya kualitas maka nilai jual akan semakin baik dan masyarakat mempercayai anaknya untuk SMK vokasi.
“Dengan adanya MoU ini dalam dunia usaha, industri, dan dunia kerja. tidak lagi ada alasan untuk menolak dalam melaksanakan PKL atau merekrut tenaga baru.” ucapnya.
Menurutnya, semakin banyak yang dikeluarkan maka hendaknya dapat berimbang dengan yang diterima baik di dunia usaha, industri dan dunia kerja. “Setidak-tidaknya secara kualitas kita kerjar dan kuantitas semakin banyak untuk dunia kerja yang direkrut sehingga mengurangi tingkat pengangguran.” tukasnya. (Angga Putra)
Editor :