Lahan tidur seluas 1,3 hektar (ha) di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, kini menghijau. Lebih dari 40.000 bibit tanaman dibudidayakan. (foto : SMSI Sumsel)
Lahan tidur seluas 1,3 hektar (ha) di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, kini menghijau. Lebih dari 40.000 bibit tanaman dibudidayakan. (foto : SMSI Sumsel)

Kisah Sukses Zailani dan Bukit Asam Budidaya Tanaman Berbasis Otomasi

WartaDesaku.id, Muara Enim — Lahan tidur seluas 1,3 hektar (ha) di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, kini menghijau. Lebih dari 40.000 bibit tanaman dibudidayakan disana. Hal itu merupakan buah dari Program Eco Agrotomation (Budidaya Tanaman Berbasis Otomasi yang Ramah Lingkungan).

Keberhasilan Program Eco Agrotomation tidak lepas dari tangan dingin pria berusia 40 tahun yang merupakan Local Hero dari Desa Tanjung Karangan, yaitu Zailani, dan dukungan dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Zailani menuturkan, budidaya tanaman berbasis otomasi yang ramah lingkungan ini, berawal dari adanya pembinaan Program Kampung Iklim oleh PTBA di Desa Tanjung karangan. Dari situ, tumbuh semangat peduli lingkungan di tengah-tengah masyarakat desa. Bersama 10 orang anggota, Zaliani kemudian menekuni Program Eco Agrotomation untuk mendukung program-program penghijauan di daerah sekitarnya.

Pada 2022, dia bersama PT. Bukit Asam Tbk memulai pengembangan usaha dengan menerapkan otomasi berbasis energi baru terbarukan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dalam proses budidaya tanaman. Sebelum diotomasi, penyiraman dan pemupukan tanaman dilakukan secara manual, sehingga kuantitas air dan pupuk yang diberikan tidak dapat dijaga sesuai standar.

Baca Juga :  PT. Bukit Asam Bagikan 795 Paket Sembako untuk Guru Honorer

Berkat otomasi itu, sekarang penyiraman dan pemupukan tanaman dapat dilakukan secara otomatis dengan takaran sesuai standar. Tanaman yang dihasilkan jadi lebih baik dan penggunaan air lebih efisien. Sistem otomasi tersebut juga memiliki dashboard monitor yang terhubung dengan ponsel, sehingga memudahkan pengelola untuk memantau dan mengelola budidaya tanamannya.

Misi ramah lingkungan juga dicapai melalui penggunaan PLTS untuk sumber listrik. Tidak hanya menurunkan emisi dari proses budidaya tanaman, otomasi berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini juga menurunkan biaya operasional harian.

“Kami sangat berterima kasih pada PT Bukit Asam Tbk yang selama ini telah mendukung kami untuk mengembangkan program dengan lebih baik melalui pelatihan, pendampingan, hingga pengembangan program. Saya bersama tim, tidak henti mengajak masyarakat untuk terus peduli terhadap lingkungan, agar bumi yang kita tinggali tetap lestari.” tutur Zailani.

Baca Juga :  Kendalikan Inflasi, Pemkab Muba Gelar Operasi Pasar Beras Murah

Sementara itu, VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Hartono, mengatakan, pihaknya menyadari bahwa mencapai target karbon netral (Net Zero Emission) serta penanggulangan perubahan iklim, tidak dapat dilakukan sendirian. Sinergi bersama para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar perusahaan, sangat diperlukan.

“Komitmen tersebut dibuktikan dengan mengajak para pioneer, inisiator, dan pembawa perubahan, yakni para Local Hero, untuk bersama melakukan perubahan bagi peradaban yang lebih baik.” ujar Hartono.

Program Eco Agrotomation di Desa Tanjung Karangan kini tidak hanya mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, tapi juga sudah mampu secara rutin menjalankan program kepedulian sosial di lingkungan sekitarnya. Di antaranya melalui pemberian bantuan bagi Lansia, anak yatim, maupun bantuan insidentil untuk bencana alam.

Di samping itu, Program Eco Agrotomation di Desa Tanjung Karangan juga telah berkembang menjadi lokasi agrowisata. Banyak instansi pendidikan maupun pemerintah, melakukan kunjungan wisata sekaligus pembelajaran terkait budidaya tanaman berbasis otomasi yang ramah lingkungan. (*)

Oyong Hairudin for DPRD Kota Palembang 2024
Laporan :
Editor : Oyong Hairudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *