wartadesaku.id – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDT) Yandri Susanto mengajak Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) untuk bekerja sama dalam membangun desa.
Kolaborasi ini menitikberatkan pada penguatan dakwah serta peningkatan moral masyarakat desa agar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) semakin baik.
“Ayo kita kepung desa secara bersama-sama, karena kita bukan superman tapi superteam. Jika kita bergerak bersama, Insya Allah ekonomi desa tumbuh dan dakwah untuk umat semakin gencar,” ujar Yandri saat menerima audiensi perwakilan GPII di ruang kerjanya, Selasa (18/3/2025).
Kolaborasi Pemberdayaan Ekonomi dan Pendampingan Desa
Dalam pertemuan tersebut, Mendes Yandri menekankan pentingnya gerakan ekonomi berbasis desa yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, pemberdayaan dan pendampingan masyarakat sangat diperlukan agar potensi desa dapat dimanfaatkan secara optimal, baik dalam hal produksi maupun pemasaran.
“Mindset masyarakat harus dibentuk agar produksi dan pengolahan potensi desa bisa dilakukan secara maksimal. Selain itu, pemasaran produk desa harus berkelanjutan sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara luas,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa saat ini pemerintah telah meluncurkan berbagai program yang berpihak kepada desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta inisiatif terbaru berupa Koperasi Desa Merah Putih.
Peran Desa dalam Program Makan Bergizi Gratis
Yandri mencontohkan program Makan Bergizi Gratis sebagai peluang besar bagi desa untuk berperan aktif dalam menyediakan bahan baku pangan. Dengan target penerima manfaat sebanyak 82 juta orang, kebutuhan harian akan bahan pangan seperti telur, ikan, dan ayam menjadi sangat tinggi.
“Bayangkan jika setiap hari dibutuhkan 82 juta butir telur. Ini adalah peluang besar bagi desa untuk menjadi pemasok utama. Desa harus aktif, jangan hanya menjadi penonton,” tegasnya.
Untuk mendukung hal ini, Kemendes PDT telah menerbitkan modul desa tematik seperti Desa Telur, Desa Cabai, hingga Desa Ayam, yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan baku bagi program Makan Bergizi Gratis secara berkelanjutan.
Koperasi Desa Merah Putih, Peluang bagi Pemuda
Lebih lanjut, Yandri juga menyoroti program Koperasi Desa Merah Putih yang membutuhkan sekitar 24.000 tenaga pengelola di desa-desa. Ia mengajak GPII untuk mengambil peran dalam pengembangan koperasi ini, termasuk dalam berbagai unit usaha yang akan didirikannya, seperti toko sembako dan klinik desa.
“Koperasi Desa akan memiliki berbagai unit usaha yang membutuhkan tenaga terampil. Ini menjadi kesempatan besar bagi para pemuda untuk terlibat langsung dalam pembangunan ekonomi desa,” katanya.
Sebagai bentuk implementasi nyata, Yandri menantang GPII untuk menunjuk desa binaan yang dapat didampingi dan dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki desa tersebut.
Sinergi dengan Asta Cita Presiden Prabowo
Menteri Yandri juga menegaskan bahwa kolaborasi antara Kemendes PDT dan GPII merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto yang dituangkan dalam Asta Cita ke-6, yakni membangun dari desa dan dari bawah guna pemerataan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan.
“GPII memiliki pengalaman panjang dalam gerakan sosial dan keumatan. Saya yakin, sinergi ini dapat membawa perubahan nyata bagi desa-desa di Indonesia,” ucapnya.
Untuk mempercepat eksekusi program di tingkat desa, Kemendes PDT dan GPII akan menuangkan kerja sama ini dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU), sehingga koordinasi dan implementasi dapat berjalan dengan lebih efektif.
Turut Hadir dalam Pertemuan
Dalam audiensi ini, GPII diwakili oleh Ketua Umum Masri, Sekretaris Jenderal Irwan, Bendahara Umum Hamayadi, serta sejumlah anggota GPII lainnya. Sementara itu, turut mendampingi Mendes Yandri dalam pertemuan tersebut Sekretaris Jenderal Kemendes PDT Taufik Madjid, Kepala BPI Mulyadin Malik, Kepala BPSDM Agustomi Masik, serta Staf Khusus Muhammad Khoirul Huda dan Muhammad Afif Zamroni.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan pembangunan desa tidak hanya berfokus pada sektor ekonomi, tetapi juga pada penguatan moral dan keagamaan masyarakat desa, sehingga menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan. (ril)