Banyuasin, Sumatera Selatan, Wartadesaku.id- Di balik cita rasa manis dan legitnya, Gulo Puan menyimpan proses pembuatan yang penuh kesabaran dan keahlian. Kuliner khas Desa Rambutan, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan ini telah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman Kesultanan Palembang.
Dulu, makanan ini hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan, tetapi kini masyarakat masih berusaha mempertahankan tradisi pembuatannya.
Pembuatan Gulo Puan tidak bisa sembarangan, karena membutuhkan bahan utama yang sulit didapat dan proses panjang yang memerlukan ketelatenan. Berikut adalah tahapan pembuatan Gulo Puan yang masih dipertahankan oleh masyarakat Desa Rambutan.
Bahan-Bahan Utama
1. Susu Kerbau Rawa Segar – Bahan utama Gulo Puan adalah susu dari kerbau rawa yang hanya bisa ditemukan di wilayah tertentu di Sumatera Selatan. Susu ini memiliki kandungan lemak yang tinggi, sehingga menghasilkan tekstur yang lembut dan rasa yang khas.
2. Gula Pasir atau Gula Aren – Digunakan untuk memberikan rasa manis alami dan warna kecokelatan khas pada Gulo Puan.
3. Sedikit Garam – Untuk menyeimbangkan rasa manis dan memberikan cita rasa lebih kaya.
Proses Pembuatan Gulo Puan
1. Memasak Susu Kerbau Rawa
Susu kerbau segar disaring terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kotoran atau sisa lemak yang mengganggu proses pemasakan. Setelah itu, susu dimasukkan ke dalam kuali besar dan mulai dimasak dengan api kecil.
2. Mengaduk Tanpa Henti
Selama proses memasak, susu harus diaduk terus-menerus agar tidak gosong dan menggumpal. Pengadukan ini juga membantu susu menguap perlahan hingga mulai mengental. Proses ini bisa berlangsung selama 2 hingga 3 jam tergantung pada jumlah susu yang dimasak.
3. Menambahkan Gula dan Garam
Setelah susu mulai mengental, gula pasir atau gula aren ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Penambahan gula ini akan membuat susu berubah warna menjadi cokelat keemasan dan semakin pekat. Garam juga ditambahkan dalam jumlah kecil untuk menyeimbangkan rasa.
4. Memasak Hingga Mencapai Tekstur yang Tepat
Proses memasak dilanjutkan hingga adonan benar-benar padat, lengket, dan berwarna cokelat karamel. Pada tahap ini, api harus dijaga agar tetap kecil supaya Gulo Puan tidak gosong dan tetap memiliki rasa yang lembut.
5. Pendinginan dan Penyajian
Setelah mencapai tekstur yang diinginkan, adonan Gulo Puan diangkat dan dibiarkan dingin. Biasanya, Gulo Puan disajikan dalam bentuk potongan kecil atau dikemas dalam wadah tradisional untuk dijual.
Rahasia Keunikan Gulo Puan Desa Rambutan
Keunikan Gulo Puan terletak pada penggunaan susu kerbau rawa yang memiliki rasa khas dan tekstur yang lebih creamy dibandingkan susu sapi. Selain itu, proses memasak yang lama membuat rasa manisnya lebih meresap dan teksturnya lebih lembut.
Sayangnya, karena keterbatasan jumlah kerbau rawa dan proses pembuatan yang membutuhkan waktu lama, Gulo Puan kini semakin sulit ditemukan. Namun, masyarakat Desa Rambutan masih berusaha melestarikan kuliner ini agar tidak punah.
Bagi pecinta kuliner tradisional, mencoba Gulo Puan asli dari Desa Rambutan adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Manisnya tidak hanya terasa di lidah, tetapi juga membawa Anda menyelami sejarah panjang warisan budaya Sumatera Selatan!