Sidomulyo, Desa Pusaka! Gamelan, Kuda Lumping, dan Reog Masih Hidup di Tengah Modernisasi

Banyuasin, Sumatera Selatan, Wartadesaku .id – Desa Sidomulyo, yang berada di Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, adalah salah satu desa yang kaya akan budaya dan tradisi. Masyarakat di desa ini sangat menjunjung tinggi warisan leluhur, terutama dalam seni pertunjukan seperti kerawitan gamelan, kuda lumping, dan reog. Keberadaan seni-seni ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian penting dari identitas dan kehidupan sosial masyarakat.

Kesenian Kerawitan Gamelan: Musik Harmoni yang Menyatukan Warga

Kerawitan gamelan merupakan kesenian tradisional yang masih terus dilestarikan di Desa Sidomulyo. Instrumen-instrumen seperti gong, kenong, dan kendang dimainkan secara harmonis dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, khitanan, serta upacara desa. Gamelan tidak hanya menghadirkan musik yang indah, tetapi juga berperan sebagai perekat sosial antarwarga.

Para pemain gamelan di desa ini tidak hanya berasal dari kalangan tua, tetapi juga generasi muda yang terus dididik agar kesenian ini tidak punah. Kehadiran gamelan dalam setiap perayaan menciptakan nuansa sakral yang memperkuat tradisi dan kearifan lokal.

Kuda Lumping: Tarian Magis yang Penuh Energi

Kuda lumping atau jaran kepang adalah seni tari khas yang juga masih eksis di Desa Sidomulyo. Pertunjukan ini menghadirkan penari-penari yang menggunakan properti kuda anyaman bambu, menampilkan gerakan akrobatik yang penuh semangat.

Berita Lainnya :  Warga Terharu, Bantuan Bergizi dan Oksigen Datang Saat Banjir Menggenang!

Yang membuat pertunjukan ini semakin menarik adalah unsur magis yang menyertainya. Dalam beberapa kesempatan, para penari mengalami trance atau kerasukan, yang dipercaya sebagai bentuk komunikasi spiritual dengan leluhur. Kuda lumping menjadi salah satu daya tarik utama dalam acara-acara besar di desa ini, sekaligus simbol keberanian dan ketangguhan masyarakat Sidomulyo.

Reog: Atraksi Spektakuler yang Menggetarkan Jiwa

Meskipun berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, seni Reog telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Desa Sidomulyo. Reog menampilkan karakter Singo Barong, singa raksasa dengan hiasan kepala megah yang beratnya bisa mencapai 50 kg. Para penari reog menampilkan atraksi luar biasa, mengangkat kepala Singo Barong hanya dengan kekuatan rahang mereka.

Selain tarian Singo Barong, reog juga diiringi oleh penari jathilan dan warok, yang menampilkan gerakan-gerakan teatrikal penuh makna. Pertunjukan ini kerap digelar dalam acara besar seperti hajatan desa atau perayaan tertentu, menarik perhatian tidak hanya warga setempat, tetapi juga pengunjung dari luar daerah.

Perpaduan Tradisi Jawa dan Sunda dalam Kehidupan Sehari-hari

Selain kesenian khasnya, masyarakat Desa Sidomulyo juga mempertahankan berbagai tradisi Jawa dan Sunda dalam kehidupan mereka. Ritual adat seperti doa bersama sebelum musim tanam dan perayaan syukuran desa masih sering dilakukan. Kuliner khas dari kedua budaya ini, seperti tumpeng, nasi liwet, dan opor ayam, juga selalu hadir dalam berbagai acara.

Berita Lainnya :  Status Jalan Perusahaan, Pemerintah Terikat Aturan: Perbaikan Akses Desa Kemang Perlu Solusi Kolaboratif

Keberagaman budaya yang ada di Desa Sidomulyo mencerminkan betapa kuatnya nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakatnya. Mereka terus menjaga tradisi ini agar tidak hilang ditelan zaman, menjadikannya sebagai kebanggaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Melestarikan Budaya: Tantangan dan Harapan

Di tengah modernisasi yang terus berkembang, mempertahankan warisan budaya seperti gamelan, kuda lumping, dan reog bukanlah perkara mudah. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah minimnya dukungan dari pemerintah dan kurangnya regenerasi di kalangan anak muda.

Namun, masyarakat Sidomulyo tidak menyerah. Mereka secara mandiri membentuk kelompok seni, mengajarkan kesenian ini kepada anak-anak, dan mengadakan pertunjukan secara rutin. Dengan semangat gotong royong yang kuat, mereka berusaha memastikan bahwa warisan leluhur ini tetap hidup dan menjadi kebanggaan desa.

Desa Sidomulyo bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga pusat kebudayaan yang terus berkembang. Melalui upaya bersama, masyarakat berharap bahwa kesenian dan tradisi mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin dikenal luas dan diapresiasi oleh generasi mendatang.

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *