Wartadesaku.id – Masalah akses jalan menuju Desa Kemang, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan terus menjadi sorotan. Jalan utama yang menjadi satu-satunya penghubung vital warga menuju pusat pemerintahan di Pangkalan Balai dan Kota Palembang mengalami kerusakan parah, terutama saat musim hujan maupun kemarau. Namun di balik penderitaan warga, terdapat sisi lain dari persoalan yang harus dipahami secara menyeluruh: status kepemilikan jalan yang tidak berada di bawah wewenang pemerintah.
Dikonfirmasi pada Jumat (11/4), Politisi PAN, Sriatun menyatakan bahwa jalan tersebut bukanlah aset pemerintah daerah, melainkan milik perusahaan swasta yang wilayah konsesinya dilintasi oleh jalan itu.
“Itu jalan milik PT (perusahaan), jadi pemerintah tidak bisa mengalokasikan anggaran perbaikannya,” ujar Sriatun.
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Camat Sembawa, Erman Taufik, yang menyebutkan bahwa jalur menuju Desa Kemang memang bukan jalan umum yang masuk dalam daftar aset pemerintah.
“Jalan itu bukan jalan pemerintah. Akses menuju Desa Kemang memang melintasi wilayah perusahaan,” tegasnya.
Dalam kerangka regulasi yang berlaku, pemerintah daerah tidak dapat secara sepihak mengucurkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membangun atau memperbaiki aset yang bukan miliknya. Hal ini untuk menghindari potensi pelanggaran hukum dan penyalahgunaan wewenang dalam penggunaan keuangan negara.
Situasi inilah yang membuat langkah pemerintah menjadi terbatas. Meski keluhan warga terus berdatangan, pemerintah daerah tetap harus mengikuti aturan administratif dan hukum yang mengikat. Namun demikian, pihak pemerintah desa dan kecamatan terus berupaya mencari jalan tengah.
Beberapa pendekatan informal telah dilakukan kepada perusahaan pemilik jalan agar mempertimbangkan tanggung jawab sosial mereka dalam membantu masyarakat sekitar.
Di sisi lain, pihak perusahaan hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kondisi jalan tersebut. Namun berdasarkan informasi yang beredar, pihak perusahaan juga tengah menghadapi kendala internal yang membuat proses perbaikan belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat.