WartaDesaku.id — Opening ceremony Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) ke VI di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang digelar di area Venue Dayung, Jakabaring Sport City, pada hari Jum’at tanggal 1 Juli 2022, meninggalkan kesan tersendiri bagi para tamu undangan yang hadir.
Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy, bahkan sangan terkesan dengan konsep unik dan keren yang disuguhkan. “Tadi malam, acaranya keren banget ya. Konsepnya unik, dilakukan di air, di pinggir danau ya. Terus, menampilkan juga tuan rumah FORNAS sebelumnya, keenamnya semua tampil. Itu juga keren.” katanya, pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2022.
Selain unik karena dilakukan di pinggir danau, opening ceremony FORNAS tersebut menurutnya semakin sempurna, karena ditutup dengan suguhan kembang api yang mempesona dan luar biasa ramai.
“Ini juga kita lihat antusiasmenya luar biasa ramai sekali. Pokoknya sukses untuk FORNAS Sumsel.” tutur Audy Joinaldy seraya menambahkan bahwa Sumbar sudah mulai mengumpulkan medali di hari kedua pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dia juga menuturkan bahwa selain penyelenggaraan pembukaan yang memukai, kuliner khas dari Sumsel juga sangat nikmat. “Satu lagi, saya suka sekali dengan pindangnya.” tambahnya.
Seperti diketahui bersama, acara yang dipandu oleh Choky Sihotang itu, diawali dengan suguhan tari tradisional khas Sumsel, yakni Gending Sriwijaya. Kemudian dilanjutkan dengan sajian tarian tradisional kontemporer bertema Journey of FORNAS yang menggambarkan perhelatan FORNAS yang dimulai sejak tahun 2011 lalu.
Ratusan penari menggunakan pakaian adat, menampilkan tarian-tarian khas daerah. Mulai dari tarian ondel-ondel, tarian kuda lumping, hingga tarian dari Bali. Tidak ketinggalan, Sumsel sebagai tuan rumah juga menampilkan tarian khas daerah yang mengusung tema United Musi River.
Sebelumnya, Creative Director Opening Ceremony FORNAS 2022 sekaligus mewakili Eksekutive Producer, Vina, menjelaskan bahwa konsep dari opening yang diselenggarakan ini, mengusung tema Transformasi Sungai Musi. Dimana menceritakan budaya Palembang mengenai Sungai Musi sebagai ikon, namun tidak menghilangkan esensi-esensi yang ada, dengan menceritakan asal usul Sungai Musi, hingga menceritakan sejarah bagaimana Sungai Musi bisa menjadi ikon pariwisata dengan Jembatan Ampera.
Adapun cerita dan konsep tersebut, tertuang dalam bentuk tarian kolosal dan drama Sendratasik yang secara kolaborasi melibatkan 400 penari dari sanggar dan sekolah yang ada di Sumsel serta penggiat-penggiat olahraga rekreasi di Sumsel. Para penari ini, secara intensif berlatih selama 14 hari di venue Dayung, Jakabaring Sport City, Palembang.
“Nilai filosofis yang bisa digambarkan adalah semangat, sehat, bahagia, kerja sama, dan kesatuan, tersusun menjadi satu dalam tiga babak cerita.” jelasnya. (ril/ohs)
Laporan :Redaktur/Editor :